Saat Penatku Hanya Bisa Keluar di Lubangmu (Ikinuki)
Hari-harinya penuh tekanan—rapat tanpa henti, atasan cerewet, tubuh lelah dan pikiran jenuh. Tapi setiap kali malam tiba, dia tahu persis ke mana harus pulang… ke tubuh gadis itu, ke lubang yang selalu siap menampung semua letih dan liarnya.
Begitu pintu kamar terbuka, dia tak banyak bicara. Dasi dilepas, kemeja dibuka setengah, dan tangan langsung menarik gadis itu ke pelukan. Ciuman dalam, napas panas, dan suara rintih yang sudah dinanti sejak pagi.
“Kamu tahu aku capek, kan?”
“Iya… makanya lubangku udah siap dari tadi.”
Rok gadis itu disingkap, celana dalam disibak. Dia masuk—dalam dan cepat. Lubang itu basah, sempit, dan hangat, seperti menyedot semua stres dari tubuhnya. Setiap gerakan membuatnya makin liar, makin dalam, makin keras.
Ranjang berdecit, paha tergenggam erat, dan suara desahan memenuhi ruangan. Gadis itu menggeliat, menerima semuanya tanpa henti.
“Keluarkan di dalam… biar kamu tenang…” bisiknya.
Dan dia meledak. Semua penat, semua amarah, semua tekanan, keluar tumpah ruah di dalam lubang gadis itu—lubang yang bukan cuma pelampiasan, tapi tempat pulang bagi seluruh gairahnya.
Karena bagi pria itu, tidak ada tempat senyaman lubang yang selalu basah untuknya… tempat satu-satunya di mana penatnya bisa benar-benar hilang.
Komentar