Teman Tapi Nikmat (Friendly Relationship)
Kami tidak pacaran. Tidak pernah nembak, apalagi ngomongin cinta. Tapi setiap kali malam tiba dan pintu kamar tertutup rapat, kami saling mencari—bukan untuk pelukan hangat, tapi untuk sensasi panas yang bikin tubuh gemetar.
Dia sahabatku sejak kuliah. Kami sering begadang bareng, saling curhat, bahkan tidur sekasur tanpa sentuhan… sampai akhirnya satu malam kami sama-sama kehilangan kontrol.
Dan setelah itu? Kami tidak bisa berhenti.
Tangannya hafal betul tiap lekuk tubuhku. Bibirnya tahu di mana harus mengecup untuk membuatku tak bisa berkata-kata. Ia tahu bagaimana membuatku menggeliat, menahan napas, lalu meledak dalam nikmat yang tak pernah kutemukan di hubungan manapun.
Tidak ada cemburu. Tidak ada ikatan. Tapi setiap kali tubuh kami bertemu, rasanya seperti kecanduan. Kami menyebutnya “saling bantu,” tapi desahan dan rintihan yang keluar dari mulut kami tidak pernah terdengar seperti sekadar bantuan.
Inilah kisah kami: Teman tapi nikmat. Dan semakin sering kami melakukannya, semakin kami sadar—mungkin kami bukan sahabat lagi… tapi juga bukan hanya sekadar teman tidur.
Komentar